Pendakian Rinjani Dari Salatiga
Pendakian Rinjani dari Salatiaga
3726 Mdpl
Setahun yang lalu dengan teman teman Pecinta
Alam Smaratungga (STUPA) komunitas MAPALA yang terdapat di kampusku STIAB
SMARATUNGGA. Saya Wahyu Triwido, Indrayani, Darma, Danang, dan Citta
merencanakan menabung bersama untuk digunakan mendaki gunung Semeru setahun
kemudian. Sedikit demi sedikit saya menyisihkan uang kuliah saya. Hingga waktu
yang dinanti setelah tabungan saya terkumpul dan siap untuk beraangkat mendaki
tapi tak disangka teman teman saya membatalkan untuk mendaki gunung Semeru
bersama. Dengan sedikit kecewa saya memutuskan untuk mendaki sendiri, tapi
karna peraturan pendakian semeru minimal 1 kelompok 3 orang jadi saya alihkan
pendakian saya ke Rinjani Lombok. Ya emang sedikit gila hehehe saya beckpakeran
sendiri menuju bescamp Sembalun Rinjani Lombok via Darat.
Rabu 25 Juli 2018 perjalanan saya mulai. dengan tiket kereta yang saya pesan via traveloka.com seharga 99.000 saya menuju stasiun Banyuwangi baru dari Stasiun Purwosari Solo. Perjalanan kereta ditempuh selama 13 jam. sampainya di stasiun Banyuwangi baru saya melanjutkan perjalanan ke Pelabuhan Ketapang sekitar 10 menit dengan jalan kaki. sesampainya di pelabuhan saya langsung memesan tiket seharga 6,500. perjalanan menyebrang dari jawa ke Bali sekitar 45 menit. sesampainya di pelabuhan gilimanuk saya keluar dan langsung berjalan ke terminal gilimanu Bali. sampai di terminal sekitar jam 12 malam dan bus yang saya tunggu untuk mengantarkan saya ke pelabuhan padang bai berangkat jam 2 Pagi. sambil menunggu bus di terminal gilimanuk saya menyempatkan ngopi di salah satu angkringan. Di angkringan tersebut saya ngoblor ngobrol sama orang situ dilihat dari pakaiannya sih kayaknya preman atau yang jaga terminal situ, dan saya pun dikasih arak bali katanya biar hangat hehehe. Sekitar jam 2 pagi bus berangkat menuju pelabuhan padang bai. perjalanan ditempuh sekitar 5 jam dan saya memanfaatkan waktu tersebut buat TIDUR wkwkwk. Sayang belum sampai padang bai perjalanan macet dan busnya puter balik. sayapun melanjutkan perjalanan dengan berjalan kaki sekitar 1 km menuju padang bai. Sesampainya di Pelabuhan Padang Bai saya memesan tiket seharga 46.000 untuk menuju Pelabuhan lembar Lombok. perjalanan dari Bali menuju Lombok dengan Kapal Veri selama 4 jam. ya sekitar jam 11 siang Kamis 26 Juli 2018 saya telah sampai di Lombok. Oh... iya sebenarnya saya dapat teman baru ketika naik kereta yang sama sama menuju lombok, tapi karna dia ada keluarga di Lombok sampainya pelabuhan Lembar lombok kami berpisah. Selanjutnya perjalanan saya benar benar sendiri. Dari pelabuhan Lembar saya menuju Pasar Mandalika dengan angkut dengan biaya 25.000. Selanjutnya saya oper naik angkot kembali menuju Akmeil dengan ongkos 25.000. Sampainya Aikmeil saya menuju Bescamp Sembalun Rinjani dengan mobil sayur dengan ongkos 25.000. Sampai di Bescamp Sembalun Jam 5 Sore.
Di Bescamp Sembalun jam 5 sore udah tutup karna
Bescamp Rinjani hanya melayani sampai jam 3 sore. Tanya-tanya warga di sekitar
untuk pendaftaran dan pendakian bisa di dilakukan besok pagi. saya pun
mendirikan tenda di samping Bescamp Sembalun untuk bermalam. ya karna mau sewa
penginapan dibelakang bescamp uang pas-pasan GENK hehehe. Tak lama kemudian
datang Rombongan dari Bandung 3 orang Bang Sanul, Imeng n Bang Asoy. kami pun
bermalam bersama di tenda dan merencanakan untuk besok pagi mendaki bareng.
Jumat 27 Juli 2018 pagi yang sejuk di Bescamp Sembalun Rinjani. Bangun-bangu
bescamp sudah rame banyak bule bule yang datang untuk mendaftar di bescamp dan
mendaki puncak Anjani. Rinjani yang katanya gunung udag go internasional 75%
pendaki dari luar negri. saya pun langsung mandi ke loket beli tiket pendakian
rinjani seharga 20.000 untuk 4 hari dan 10.000 ansuransi pendakian jadi total
30.000. Karna ternyata teman teman saya tersebut berencana naik setelah sholat
jumat saya pun memutuskan untuk berangkat duluan. dengan naik ojek 25.000 dari
Bescamp Sembalun saya menuju Gerbang pendakian Rinjani. Tidak seperti
bescamp-bescamp di jawa yang jadi satu dengan gerbang star pendakian, gunung
Rinjani Bescampnya kaya di pusat kecamatan jadi harus naik ojek atau kendaraan
lain untuk menuju Gerbang pendakian Sembalun Rinjani.
Sekitar jam 9 pagi saya mulai melangkah menuju
puncak Anjani. sepanjang perjalanan banyak pendaki bule-bule dari Thailan
dengan inggris pas pasan saya coba coba nyapa dan memberi semangat pada itu
bule yang cantik cantik. Perjalanan dari Berbang Pendakian ke Pos 1
sekitar 1 Jam. Sampainya di pos 1 saya istirahat sebentar dan kemudian
melanjutkan perjalanan menuju Pos 2 Selama 1,5 jam. Sesampainya pos 2 saya istirahat
dan membuat kopi. Kemudian langsung menuju pos 3 dan pos 4 selama 3 jam.
Sesampainya pos 4 istirahat bentar dan bersiap siap untuk klewatin 7 bukit
penyesalan yang ternyata emang bikin menyesal hehehe. Ya rasanya kaki kaya mau
copot dan rasanya gk nyampe nyampe di plawangan sembalun. Emang benar rasanya
bikin menyesal tu 7 bukit penyesalan. dan setelah 4 jam sampailah di Plawangan
sembalun saat itu sekitar jam 5 sore. Saya pun langsung buat tenda di
Sampingnya Pak Beni. Pak Beni adalah penjual makanan yang berada di Plawangan
sembalun. Dan jangan Kaget harga harga di gunung bisa 5x lipat dari harga
normal. Harga 1 botol Bir Bintang aja 100.000. dan emang banyak bule bule yang
suka beli tu bir Bintang. Pokoknya beda deh sama gunung-gunung di Jawa. Untung aja
bekal saya komplit jadi gak perlu lah ya beli beli bekal makanan lagi. Malam
itu di Plawangan sembalun sangat indah karna bisa melihat penampakan gerhana
bulan dengan jelas. Sekitar jam 10 malam saya nyalain alaram agar bisa bangun
jam 2 pagi untuk summit ke puncak anjani. Tapi saying namanya juga Kebo alaram
bunyi jam 2 bangun jam 4 pagi hehehe……
Saptu 28 Juli 2018 jam 4 pagi saya summit menuju
puncak Anjani. Di perjalanan saya bareng dengan robongan dari Makasar. Salah satu
rombongan tersebut bernama Hijrawati Ramli. Gadis berkudung yang berfoto dengan
memakai Toga untuk mengesahkan gelar sarjananya. Perjalanan menuju puncak
lumayan karna harus melewati Leter E, ya seperti gunung berapi dan berpasir
lainnya melangkah 3 langkah mundur 2 langkah jadi ya lama wkwkwk….. Sekitar 6,5
jam saya sampai Puncak Anjani. Rasanya gak karuan senang sekali bisa menapakkan
di Puncak Anjani Rinjani. Gunung tertinggi ke 3 Di Indonesia. Sekitar 1 jam
sambil Istirahat saya foto-foto di Puncak Rinjani. Ya saat itu banyak sekali
teman-teman saya yg titip nama di puncak Rinjani. Setelah itu saya melanjutkan
turun ke Plawangan Sembalun. Saat itu sudah janjian sama rombongan Makasar
untuk turun ke Danau Segara Anak Rinjani Bareng. Tapi karna saya tenda saya
masih di bawah jadi saya nunggu mereka di arah ke danau segara anak Rinjani.
Sesampainya di tenda saya dikasih pudding buatan pk beni dan dibikinin kopi
Lombok dan di suruh krasain Bako khas Lombok. Pokoknya Pak Beni ini sangat baik
pada saya hehehe. Sekitar 3 Jam saya nunggu rombongan Kak Hijrawati gak dating-dateng.
Dengan arahan Pak Beni Karna udah jam 4 Sore saya melanjutkan perjalanan
sendiri ke Danau Segara Anak Rinjani.
Perjalanan turun menuju Danau Segara Anak Rinjani saya tempuh
selama 2,5 jam. Di perjalanan turun saya di salip 3 orang pendaki dari Jakarta.
Beberapa menit kemudian saat pendaki itu istirahat saya dahului “permisi bang”
sapan saya kepada mereka. Kemudian ketika saya istirahat ketiga pendaki
tersebut menghampiri saya. “dari mana Genk” “dari salatiga bang” jawab saya. “rombongannya
mana bang kok dari tadi saya lihat sendiri” “ya emang sendiri bang saya dari salatiga”
jawab saya kembali. Kemudian salah satu dari mereka bilang “ Gila LO…. Udah
gabung sama gue aja dari pada sendiri gitu” akhirnya saya gabung dengan mereka
Bang Beng, Bang Tonny, dan Bang Thegok. Jadi sekarang saya benar benar gak
sendiri lagi hehehhe. Sesampainya di danau segara anak kami langsung bikin
tenda dan nyiapin makan malam. Bang Thegok saat nyiapin makan malam kami, saya
dan Bang Tonny ambil air di sumber mata air. Menuju sumber mata air tersebut
saya melewati HotSpring atau sumber air hangat untuk berendam. Saya pun dan
Bang Tonny berencana berendam di air hangat tersebut pagi harinya.
Minggu 29 Juli 2018, Pagi jam 6;30 saat saya
menikmatin indahnya Danau Segara Anak dan Gunung Baru Jari Gempa 6,4 SR
mengguncang gunung Rinjani. Banyak pendaki yang panik saat itu karna gempa
terjadi berulang kali. Tidak hanya gempa longsorpun terjadi hamper sehari
semalam dan menutup jalur jalur untuk keluar dari danau segara anak. Banyak
bebatuan besar yang terus bergulir di jalur Sembalun, Senaru dan Torean. Saat
itu jalur Senaru dan Torean rusak parah dan tidak bisa untuk dilewatin. Rencana
saya untuk turun lewat jalur Torean dan mampir ke Air Terjun Rinjani pun gagal.
Hanya jalur sembalun yang dapat kami lalui untuk keluar dari danau segara anak,
tapi masih menunggu longsor berhenti agar bener benar aman. Jadi Saya dan 400san pendaki lainnya terjebak di
Danau Segara Anak selama sehari semalam. Belum longsor reda saya mendapat kabar
bahwa teman teman dari Makasar tertimpa Batu dan salah satu dari mereka Bang
Sanul meninggal dunia. Saat itu saya hanya bisa berdoa semoga saya dan pendaki
lainnya bisa selamat dan dapat keluar dari Danau segara anak. Banyak juga
pendaki pendaki yang membaca Yasin bersama sama. Memohon keselamatan kepada
Tudah.
Pagi 30 juli 2018 longsor sudah mulai reda. Jam 7
pagi sekitar 25-30 pendaki giliran untuk naik menuju plawangan sembalun. Ratusan
pendaki harus berhiliran dan antre untuk naik ke plawangan sembalun karna jaga
jaga kalau longsor kembali. Satu setengah jam dengan panic saya dan abang abang
saya bisa selamat dan sampai plawangan sembalun kembali. Di plawangan banyak
tenda tenda kosong yang di tinggal pendakinya turun karna gempa kemarin. Banyak
juga tanah tanah yang membelah sangat lemar. Tapi intinya saya sangat bersukur
karna bisa selamat dan dapat keluar dari Danau Segara Anak. Banyak pendaki yang
juga menangis karna bahagia bisa selamat dari Gempa dan longsor Rinjani.
Selanjutnya kami berjalan turun menuju pos 4. Di pos 4 kami baru ketemu dengan
basar nas dan tentara tentara yang mengecek semua pendaki. Di Pos 2 Sudah
banyak relawan yang dating da nada pula tempat cek kesehatan. Dan kami pun
melanjutkan perjalanan untuk turun. Sesampainya di Gerbang pendakian Rinjani
sudah banyak Reporter-reporter TV berita yang meliput kami para ratusan
Pendaki. Ya sekian pengalam pertama pendakian saya dengan Gempa 6,4 SR. Semoga
ini yang terakhir dan tak akan terlupakan buat saya. Trimakasih juga Buat Bang
Beng, Bang Tonny, Bang Thegok dan Bang Nanta yang telah ngajak saya jalan jalan
keliling Lombok hehehe. Semoga Semua Makhluk Hidup Berbahagia
kapan ndani maning bro..
BalasHapusTak japri brow hahaha
BalasHapus