Pendakian Gunung Sumbing 3.372 Mdpl : Sepenggal Cerita Tentang Lombok dan Tahun Baru

Pendakian Gunung Sumbing 3.372 Mdpl
Sepenggal Cerita Tentang Lombok dan Tahun Baru
Sebentar lagi kita akan menyambut tahun baru 2019. Jujur sampai saat ini H-3 hari menjelang tahun baru 2019 saya masih j*bl dan belum ada rencana ke mana-mana hehehe. Intinya belum ada rencana gitu aja wkwkwk. Sebelum semua berlalu dan kita melangkah menuju tahun 2019 saya akan menceritakan cerita pendakian saya yang telah lama berlangsung. Cerita ini mengisahkan tentang Pendakian ke gunung sumbing bersama teman teman STUPA ( Smaratungga Pecinta Alam ) untuk menyambut tahun baru 2018.  Gunung Sumbing 3.371 mdpl merupakan gunung api yang terletak di tiga kabupaten di sekitar Jawa Tengah, yakni Magelang, Temanggung dan Wonosobo. Gunung tertinggi kedua di Jawa Tengah ini persis berdiri berhadapan dengan Gunung Sindoro 3152 mdpl. Kami mendaki 9 orang dan berangkat dari ampel 8 orang saya, pundarika, dwi toleh, indrayani, kartika, han, simud, dan arip. Sebelumnya kami telah merencanakan pendakian bersama teman saya Sudi Slamet melalui jalur pendakian di desanya Butuh Kalikajar Wonosobo. Jalur pendakian ini bukan jalur resmi tapi karna kami berangkat dengan teman teman komunitas pecinta alam lereng sumbing yang terdapat di desa butuh Kalikajar dan mereka adalah orang desa setempat jadi kami berani untuk ikut mendaki bersama.
Kami berangkat dari ampel jam 7 pagi tanggal 31 desember 2017.  Kami langsung menuju ke rumah Sudi Slamet di Desa Butuh Kalikajar Wonosobo. Kami sampai rumah sudi slamet jam 10. Waktu itu kami sampai rumah Sudi Slamet sudah ditinggal rombongan komunitas di desanya. Tapi Sudi Slamet masih menunggu kami dirumahnya. Sesampainya di rumah kami istirahat sebentar dan disuguhin makan siang oleh orang tua Sudi Slamet. Di rumah Sudi Slamet kami ngobrol ngobrol sama orang tuanya. Mereka bilang bahwa ada pantangan saat mendaki Sumbing yaitu tidak boleh membawa lombok. Katanya kalau kita membawa lombok kita akan di sesatkan oleh penunggu gunung sumbing. Mematuhi perkataan orang tua Sudi Slamet maka kami serombongan mengecek bekal kami dan meninggalkan lombok di rumah Sudi Slamet. Sebelum kami berangkat kami diberi kelapa dan gula merah oleh orang tua sudi Slamet. Katanya kelapa dan gula ini harus dimakan saat perjalanan, saat capek maupun saat istirahat. Dengan memakan gula dan kelapa katanya tubuh kita akan bugar kembali dan menambah stamina tubuh kita.
Sekitar jam 12 kami berangkat mendaki puncak Sumbing. Kami berangkat ber 9 orang dengan Sudi Slamet. Karana Sudi Slamet yang sering naik gunung melawati jarur di desanya maka sudi yang memimpin perjalanan kami dan menunjukan jalan pendakiannya. Sedangkan saya berjalan di barisan paling depan. Tak lupa sebelum berangkat kami memanjatkan berdoa terlebih dahulu agar pendakian lancar. Memasuki hutan pinus Sudi slamet merasa ada yang aneh. Karna jalurnya semakin lama semakin sempit dan banyak rumput yang menghalangi jalan. Hingga akhirnya jalan yang kami lalui buntu. Merasa ada yang aneh kami kembali putar balik dari jalan tersebut sekitar 30 menit. Setelah kita putar balik baru ketemu pertigaan ke arah jalan yang benar. Yang membuat saya heran bahwa sebelumnya  pertigaan ini tadi tidak ada saat kami lalui sebelum tersesat. Kata sudi Slamaet bahwa jalur dari desanya ini akan menuju pos 2 jalur resmi via Garung wonosobo. Sebelum kami sampai pos 2 kami di guyur hujan lebat. Dan sialnya kita harus menyebrang sungai dengan arus yang deras untuk menuju pos 2 via garung. Jadi kami harus bergandengan erat dengan teman teman agar tidak terbawa arus aliran sungai. Setelah kami menyebrang sungai kami harus melewati tebing yang lumayan tinggi untuk ke pos 2. Dan akhirnya kita samapai di pos 2 jam 4 sore. Kami istirahat sebentar dan hujanpun udah mulai reda. Selanjutnya kami melanjutkan perjalanan menuju Pestan. Berjalan selangkah demi selangkah sampai baju kami udah mering kembali hehehe. Kita samapai di pestan jam set 7 sore. Jadi kita menempuh perjalanan dari rumah Sudi Slamet sampai Pestan memakan waktu 6,5 jam.  Sedangkan untuk menuju puncak kami masih memerlukan waktu kisaran 4 jam.


Sesampainya di Pestan kami mendirikan tenda. Setelah tenda selesai maki menyiapkam makan sore kami. Alangkah kagetnya teman saya Indrayani karna menemukan satu lombok terdapat di sayur kol Indrayani. Kami pun semua langsung berfikir bahwa yang di katakan orang tua Sudi Slamet tadi benar tidak boleh membawa lombok kalau gak mau disesatkan. Kita yang telah meninggalkan semua lombok dan tanpa sengaja ada 1 lombok yang kebawa membuat kita di sesatkan sesaat. Indrapun merasa bersalah karna hal itu. Dan saya meyakinkan bahwa 1 lombok itu kan terbawa tanpa sengaja dan yang penting kita semua tetap hati hati dan sampai saat ini masih diberi keselamatan dan stamina yang baik. Oh iya tak tupa tadi di setiap perjalanan kami memakan bekal kelapa n gula jawa yang diberikan oleh orang tua Sudi Slamet. Dari bekal tersebut saya sendiri merasa lebih enteng dalam melangkah hehehe.
Setelah kami makan malam kami tidur dan kami menyalakan alaram jam 2 untuk Summit menuju puncak Sumbing. Saat itu saya tidur pulas dan tidak menggagas malam tahun baru 2018. Beda dengan teman teman saya yang emang menunggu malam tahun pergantian tiba hehehe
Tepat pukul 2:00 pagi kita terbangun. Langsung buat teh, kopi dan makan roti untuk menambah stamina kami sebelum summit puncak sumbing.  Sekitar pukul 3 kami mulai pendakian menuju puncak sumbing. Saat itu Simud, tika, dan arip memilih untuk menunggu di tenda. Jadi kami melanjutkan pendakian ber 5 aja. Di jalur pendakian saat itu sangat rame dengan pendaki pendaki lainnya. Perjalanan saat itu kami terpisah menjadi 2  kelompok karna sudi slamet, han dan dwi toleh lebih memilih jalan terlebih dahulu sedangkan saya mengunggu pundarika dan indrayani yang benerapa kali harus istirahat. Ya maklum aja namanya juga cewek, tapi yang membuat saya salut dan bangga sama punda dan indra adalah semangatnya untuk sampai puncak. Meskipun lelah, berjalan lama tapi tak akan mundur sebelum sampai puncak Sumbing.
Singkat cerita perjalanankami melewati pasar watu, watu kotak, tanah putih dan akhirnya sampai puncak Sumbing. Perjalanan yang membuat lelah ketika melewati watu kotah dan tanah putih. Rasannya mau nyerah. Tapi karna melihat semangat pundarika dan indrayani saya juga menjadi semangat untuk sampai puncak. Ya walaupun mereka sebenarnya beberapa kali juga mengeluh mau menyerah tapi egonya ya tetap harus sampai puncak hahahaha.
Sesampainya di tanah putih kami bertemu dengan Sudi Slamet, Han dan Dwi toleh yang udah berjalan turun. Katanya sih mereka sudah sampai puncah, katanya hehehe. Dan kamipun bertiga akhirnya sampai puncak sumbing yang namanya puncak Rajawali pukul 8:00 pagi. Puji shukut saya panjatkan trimakasih karna bisa menuntaskan 3S. Sindoro, Slamet dan sumbing. Kami foto foto sebentar, cuaca saat itu sangat cerah. Di puncak Slamet ada batu yang sangat besar yang merupai Singa. Konon katanya gue sih itu singa penunggu puncak slamet hahaha. 




Setelah kami puas di puncak sumbing akhirnya kami melanjutkan perjalanan tulun menuju tenda. Di perjalannan turun saya istirahat dan mempersilahkan Pundarika dan indrayani untuk turun duluan. Saya bilang sebentar lagi udah samapai tenda jadi silahkan duluan saya mau istirahat sebentar. Dan namanya juga bukan Wahyu Triwido kalau istirahat gak ketiduran hahahaha. Saat itu saya ketiduran hampir 1 jam hahaha. Dan saya pun terbangun karna teman teman saya dibawah neriakin nama saya. Wido wido wido tetiak teman saya. Saya pun lanhsung melanjutkan perjalanan ke tenda. Sesampainya ditenda kami sudah di suguhin dengan masakan mie goreng, nasi, sop sayur dan sarden. Langsung saya tancap gas untuk makan biar ada stamina buat turun menuju rumah Sudi Slamet kembali. Udah gitu aja cerita saya. Udah lumayan panjang. Dan bingung merangkai kata-kata genk hehehe. Selamat menanti tahun baru 2019 dan jangan lupa bisa ajak saya kalau ada acara yang kiranya emang asik untuk menyambut tahun baru. Wa ya 087831132450 heheheh





Komentar

Postingan populer dari blog ini

RPP Pendidikan Agama Buddha dan Budi Pekerti Kelas XII semester 2, Materi pokok Pergaulan Bebas

Pidato Sambutan terpilih menjadi ketua BEM STIAB Smaratungga

RPP Pendidikan Agama Buddha dan Budi Pekerti, Kelas X semester 1, Materi Pokok Agama Bagi Kehidupan